Menurut Blomendaal, Kitab Rut ditulis dengan tujuan untuk memberi keterangan bahwa Daud adalah keturunan Moab.
Tendensi kitab Rut SAMA dengan kitab Yunus ialah untuk memprotes partikularisme tetapi mendengungkan sikap universalisme. (Ulangan 23:3 dan nehemia 13:1 cf Rut 4:17)
Pengantar Kitab Rut
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Penulis Kitab Rut
Kitab Rut ditulis pada zaman sesudah pembuangan ke Babel (sekitar abad VI – V BC) karena kritik partikularisme gaya bahasa Aramis.
Rut 1:16 misalnya, tertulis: “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”
Catatan:
Partikularisme adalah suatu anggapan bahwa Yahweh (TUHAN) hanya untuk bangsa Israel saja.